Untuk Kamu yang Dipanggil 'Cantik'




Hai kamu yang dipanggil ‘Cantik’
Kamu adalah wanita dan aku adalah apa
Aku hanya ingin bercerita
Tentang kata yang mungkin tak kau pahami maknanya
Jadi kau dengarkan saja

Hai kamu yang dipanggil ‘Cantik’
Saat kita sedang berjalan di sebuah taman,
Lalu tak jauh di hadapan kita ada sebuah bola yang terlempar dari pemiliknya
Aku berlari sekuat tenaga mengejarnya hingga napasku tinggal satu-satu
Tiba-tiba di tengah jalan aku terjatuh
Sementara kau yang sedari tadi berjalan santai
mencuri waktuku dan mengambil bola itu lebih dulu
menyerahkan bola itu pada pemiliknya
yang tersenyum lalu mengucapkan  “Terima kasih”
sementara aku menatap nanar lututku yang berdarah
kira-kira, tahukah kau apa yang kau rasa?

Hai kamu yang dipanggil ‘Cantik’
Saat kita ditugaskan bernyanyi berdua
Aku setengah mati menghapal detail lirik dan irama lagu itu
Sementara kau bilang kau tak suka bernyanyi lalu diam saja
Namun pada hari H, microphone-ku mati dan sama sekali tak mengeluarkan suara
Lalu kau menyanyikan keseluruhan lagu
Mencuri perhatian penonton hingga semua mata tertuju padamu
Padahal sesungguhnya jauh lebih buruk dari apa yang bisa kunyanyikan
Dan mereka bertepuk tangan dengan riuhnya dan berkata “Sempurna”
Sementara mataku tertunduk basah menatap lantai panggung
Kira-kira, tahukah kau apa yang ku rasa?

Hai kamu yang dipanggil cantik
Saat kita diberi soal hitung-hitungan yang rumit dan panjang penyelesaiannya
Aku sibuk membolak balik buku mencari beragam rumus yang bisa digunakan
Mencoret-coret buku tulisku agar bisa menemukan hasil yang tepat
Sementara kau tak mengerti dan hanya duduk manis tanpa mengerjakan apa-apa
Lalu, saat soal tersebut selesai dan jawabannya telah temukan
Aku bersiap untuk tunjuk tangan agar bisa menjawab
Namun malah namamu yang dipanggil dan kau menjawab dengan benar
Lalu seluruh isi kelas menatapmu dengan tatapan kagum, dan berkata “Hebat”
Sementara aku meremas lembar bukuku tempat aku tadi mencoret-coret mencari jawaban
Kira-kira, tahukah kau apa yang ku rasa?

Hai kamu yang dipanggil cantik,
Aku sama sekali tak benci ataupun marah padamu
Karena kau yang mengambil bola,
Karena kau yang bernyanyi seluruh lagu,
Atau kau yang menjawab soal hitungan dengan benar
Namun sesungguhnya aku iri,

Iri seiri-irinya dan aku tak tahu kepada siapa aku harus menunjukkan kekecewaanku
Karena aku bahkan  belum sempat berdiri untuk mengambil bola,
Karena aku sama sekali belum sempat menyanyikan sebaris pun
Karena aku sama sekali belum sempat menunjuk tangan
Aku iri karena kesempatan malah berlari padamu semetara aku berlari mengejarnya
Kira-kira, tahukah kau apa yang ku rasa?

Hai kau yang dipanggil cantik
Kau mungkin tak pernah tahu betapa berharganya kesempatan yang kau punya
Yang aku harus mengemis dan merintih untuk mendapatkannya
Mungkinkah aku harus berjuang lebih keras lagi agar dapat kesempatan juga
Atau seharusnya aku berhenti saja dan tak lagi menunggu
Aku bingung

Oh, betapa aku benar-benar sangat iri padamu
Hai kamu yang dipanggil cantik
Kira-kira, tahukah kau apa yang ku rasa?

-120413-
12:47 am
(dari aku yang juga ingin dipanggil ‘Cantik’)
Tulisan ini pernah dipublikasikan di  http://suarausu.co/


Komentar

Posting Komentar