Postingan

2024

Gambar
Jujur saja, dua ribu dua empat adalah tahun yang berat. Banyak hal-hal yang menyenangkan, tapi tidak bisa benar-benar aku nikmati dengan senang, karena ada yang hilang. Lebih banyak hari dengan menangis, memikirkan masa lalu, berpikir seandainya ada pilihan-pilihan yang bisa diubah sebelum menjalani kenyataan yang sulit saat ini. Tapi ada juga hari-hari di mana aku dipenuhi kesadaran, bahwa garis hidup adalah kuasa Tuhan, dan yang bisa dilakukan hanya menjalani dan berdoa, karena semua hanya sementara. *** Tahun ini, setahun penuh aku menjadi Ibu di Rumah Saja . Membersamai Kina 24/7 dengan segala dramanya. Paruh pertama dipenuhi dengan masalah makan dan tidur (yang memang berkesinambungan): sulit makan hingga tinggi seret, sulit tidur hingga terbangun berkali-kali sepanjang malam yang membuatku tidak bisa tidur nyenyak - mood jadi berantakan dan turun berat badan. Paruh kedua memasuki masa menyapih, yang ternyata tidak hanya sulit buat Kina tapi juga sulit buatku. Butuh sebulan penye...

mengASIhi

Dulu sebelum melahirkan, aku hanya fokus pada proses persalinan dan sama sekali tidak mencari tau tentang proses menyusui, apalagi mendatangi konselor laktasi meski beberapa teman sudah menyarankan. Pikirku, menyusui adalah sebuah proses natural, antara ibu dan anak, seperti para binatang yang bisa langsung menyusu saat baru lahir. Terlebih, tak banyak cerita tentang ‘sulitnya’ menyusui yang ku dapatkan. Selama ini aku lebih banyak terpapar gambaran tentang betapa sulitnya melahirkan, jadi ku kira melahirkan adalah puncak berjuangnya aeorang ibu, namun ternyata menyusui jauh lebih susah dan melelahkan. Ibaratnya, sakitnya melahirkan hanya ku rasakan semalam dan plong setelah bayinya keluar, meski proses penyembuhannya juga sakit dan melelahkan. Namun, walau rasa sakit dan lelahnya tidak sebesar waktu persalinan, menyusui menghabiskan DUA TAHUN kehidupanku dengan segala pahit manisnya. Maka dari itu perjalananku meng-ASI-hi perlu diabadikan salam tulisan. Masa kehamilan Kolost...

Chapter 32...

Gambar
Hari ini aku berusia 32 tahun. Sejak memasuki kepala 3, tiap kali ulang tahun sejujurnya yang terpikirkan hanyalah “Berapa lama lagi jatah hidupku di dunia?”. Mengingat gaya hidupku saat ini, aku tak yakin bisa mencapai dua kali lipat dari usiaku yang sekarang. Kadang-kadang aku takut juga, karena tak terbayang harus meninggalkan Kina di dunia ini sendirian - tapi semoga saat waktunya tiba, ia sudah tumbuh menjadi manusia yang mandiri seutuhnya. Tentu baiknya yang dipikirkan bukan kapan waktu itu tiba lalu mendekam ketakutan, melainkan apa yang perlu dilakukan hingga saat itu tiba. Dan di antara hal-hal yang masih ingin aku lakukan adalah: Ingin ibadah di tanah suci :( Membaca semua buku-bukuku - yang sudah menumpuk dan masih akan ditumpuk *lol Lanjut sekolah lagi (kalau bisa di luar negeri sekalian) Jadi penulis yang punya buku fisik Tidak banyak, tapi berat semua. Entah bagaimana dan mana yang akan menemukan jalannya duluan, aku hanya bisa mengusahakan dan mengharapkan keaja...

Tentang 2021 & Perayaan Dua Sembilan

Gambar
Tahun 2021 – kisah menikah dan lain lain di antaranya I ni adalah tahun di mana hidup memberikanku misi selanjutnya untuk dituntaskan (setelah masalah karir dan pekerjaan menemukan muaranya tahun lalu); yaitu masalah perjodohan. M enuju akhir dua puluhan dan telah menjalin hubungan 3 tahun lamanya, tuntutan untuk menikah makin kencang anginnya. Setelah merasa yakin bisa menerima lebih kurang masing-masing, kami pun sepakat untuk bersatu selamanya, dan tahun ini disibukkan dengan hal-hal terkait persiapan pernikahan. Paruh pertama tahun ini dipenuhi dengan beberapa kali pertemuan keluarga – kebetulan kami belum pernah bertemu keluarga masing-masing dan menunggu hingga momen yang tepat dan pasti. Paruh kedua tahun ini dilanjutkan dengan pengukuhan hubungan yang lebih resmi – mulai dari pertunangan hingga pernikahan dua bulan kemudian. Tapi entah kenapa, dibanding merayakan segala proses penyatuan yang telah lama aku nanti-nantikan ini dengan sukacita, aku malah dirundung ra...

Tahun 2020 & Perayaan Dua Delapan

Gambar
Tahun 2020 – sebuah tahun yang semua serba tiba-tiba ·        Tiba-tiba pandemi. Aku tak pernah membayangkan akan hidup di masa di mana sebuah virus menyebar di seluruh penjuru bumi hingga orang-orang di berbagai belahan dunia juga mengalami apa yang aku alami. Semua dilarang kemana-mana dan bertemu siapa-siapa. Agar bisa hidup maka harus isolasi. Ada masa-masa di mana aku merasa hidup di kota mati. Awalnya sulit, lama-lama terbiasa juga karena seakan diminta untuk memperlambat hidup dan fokus pada Tuhan dan diri sendiri, tapi lama-lama kemudian sangat bosan sekali hingga pelan-pelan mulai keluar rumah lagi meski dengan seperangkat alat dan aturan protokol kesehatan. ·        Tiba-tiba pengangguran . Setelah bekerja dari rumah, mengalami pengurangan gaji dan stres kerja yang tak tertahankan, kontrak kerjaku berakhir di masa pandemi dan tidak diperpanjang. Bingung juga harus senang atau sedih.  Meski memang sudah b...

Belajar Mencintai

Gambar
Photo by freestocks on Unsplash Aku tidak pernah punya kenangan mengenai cinta pertama yang manis dan berkesan karena aku pertama kali menyukai seseorang saat masih duduk di bangku putih-merah. Sungguh dini. Sejak saat itu, aku tidak pernah berhenti terhubung dengan lawan jenis. Kisah selanjutnya, aku ‘disuruh’ oleh teman-temanku untuk dekat dengan teman sekelas waktu putih-biru. Tanpa paham apa yang harus aku lakukan, itu semua berakhir sebagai status semata. Kemudian, aku menyukai teman sekelasku yang lain hingga bertahun-tahun lamanya dan diketahui satu sekolahan. Sampai akhirnya terpisah, dan aku merasakan patah hati untuk pertama kali. Lalu aku sempat dekat dengan teman sekelas yang bahkan tidak pernah bertukar cerita sebelumnya, dan ternyata itu hanyalah sebuah taruhan. Betapa menyedihkan. Menginjak SMA, aku menjadi bucin pada seorang senior, yang untuk pertama kalinya membuatku merasa diterima. Hubungan itu tidak pernah punya nama. Tapi aku menikmati setiap masa yang ...