(K-Drama) The Heirs



Menonton drama ini aku merasa seperti menonton sinetron Indonesia. Hampir keseluruhan alur, karakter tokoh, dan konfliknya mirip dengan sinetron remaja yang sering diputar di TV. Pemuda kaya yang tampan dan disukai satu sekolahan, gadis miskin yang biasa-biasa saja tapi kemudian jadi rebutan, musuh pemuda kaya yang juga jatuh hati pada si gadis miskin, kemudian gadis kaya yang jatuh hati pada pemuda kaya. Lalu pemuda kaya dan musuhnya bisa berkelahi di sekolah demi si gadis miskin. Lalu si gadis miskin yang di-bully si gadis kaya atau siswi-siswi lain dan dimusuhi satu sekolahan. Kehidupan sekolah yang harusnya tentang pendidikan malah habis untuk masalah percintaan.

Pun pemuda kaya dan gadis miskin jatuh cinta kemudian ditentang orang tua pemuda kaya karena perbedaan kasta. Lalu keduanya berjuang demi mempertahankan cinta mereka.

Klise. Terutama mengingat drama Korea biasanya punya cerita yang tak biasa serta konflik yang tajam hingga membawa penonton ikut kerut kening menunggu penyelesaiannya.

Mungkin, karena sudah sering menampilkan drama dengan pola yang sama, satu konflik besar yang kemudian diuraikan jalan keluarnya satu persatu sepanjang belasan episode, ide ini kemudian muncul, karena masih jarang ada.

Tapi kalau ditilik lagi, aku merasa de javu dengan cerita yang ditawarkan. Ada Boys Before Flower yang punya konsep serupa. Bullying di sekolah, pemuda kaya yang jatuh cinta pada gadis miskin, yang juga ditentang oleh orang tua pemuda. Juga School 2013, lagi-lagi tentang bullying di sekolah, kemudian konflik dua orang sahabat dekat yang akhirnya jadi musuh hanya karena suatu masalah. Alurnya pun sama, pada episode-episode awal penonton bertanya ada apa dengan masa lalu mereka, baru kemudian di tengah muncul potongan-potongan kejadian masa lalu yang menjawab pertanyaan itu. Tak hanya cerita, beberapa adegannya juga ada yang mirip. Mungkin, masih ada drama-drama lain yang idenya juga diambil untuk digabungkan menjadi drama ini.

Hal lain yang menurutku membuat drama ini buruk adalah keterkaitan antara keseluruhan tokoh. Kim Tan si pemuda kaya yang jatuh cinta pada Cha Eun Sang si gadis miskin, punya tunangan bernama Yoo Rachel si gadis kaya. Cha Eun Sang punya sahabat sedari kecil bernama Yoon Chae Young yang berpacaran dengan Lee Bo Na, mantan pacar Kim Tan. Lee Esther, ibunya Rachel bertunangan dengan Choi Dong Wook, ayah Choi Young Do yang menjadikan Choi Young Do dan Yoo Rachel saudara tiri. Choi Young Do merupakan sahabat kental Kim Tan di masa lalu, akhirnya malah menjadi musuh karena suatu hal, terkenal jahat dan suka mem-bully di sekolah juga jatuh cinta pada Cha Eun Sang, dan menjadi cinta pertamanya. Kim Tan juga bersahabat dengan Lee Hyo Shin, seniornya di sekolah yang kemudian di akhir cerita menjadi dekat dengan Yoo Rachel.

Belum selesai di situ, ada lagi kerikatan yang menurutku tak harus ada karena terkesan ‘maksa’ dan terlalu dihubung-hubungkan, membuatku semakin aneh dengan drama ini. Adalah Lee Esther, ibunya Yoo Rachel yang dulunya pernah berpacaran dan masih suka dengan Yoon Jae Ho, ayah Yoon Chae Young. Yoon Jae Ho merupakan Kepala Sekretaris Grup Jeguk kepunyaan keluarga Kim Tan. Ada pula Jeon Hyun Joo, pacar Kim Won, saudara tiri Kim Tan yang menjadi guru les Lee Hyo Shin. Dan ternyata, Lee Hyo Shin juga suka pada Jeon Hyun Joo.

Mungkin menarik saat melihat ada banyak tokoh yang berhubungan, namun aku merasa hubungan antara tokoh-tokoh dalam drama ini terlalu berlebihan. Dunia tidak sesempit itu dan kita juga tidak hidup dengan orang-orang yang punya hubungan dengan kita. Istilah ‘orang lain’ tidak ada dalam drama ini. Tidak ada ‘tokoh lepas’ dalam ceritanya.


Aku sama sekali tidak suka dengan ceritanya secara keseluruhan. Aku tidak suka dengan gagasan cinta pada pandangan pertama drama ini yang benar-benar begitu cepat, tanpa ada chemistry lebih dulu. Lalu, aku tidak suka dengan karakter Kim Tan yang begitu tergila-gila pada Cha Eun Sang tanpa ada sebab yang dijelaskan dengan gamblang. Mungkin cinta pada pandangan pertama tak perlu alasan, tapi untuk remaja ukuran 18 tahun, cinta yang demikian masih bagian dari kisah-kisah remaja. Tidak ada jaminan bahwa itu akan menjadi cinta terakhir, jadi sangat aneh jika Kim Tan sampai melawan orang tuanya hanya karena cinta.

Mungkin Cha Eun Sang adalah satu-satunya kebahagiaan Kim Tan mengingat beratnya tekanan yang harus ia hadapi karena statusnya, namun tetap saja karena sudah ditakdirkan menjadi anak orang kaya, Kim Tan memang berkewajiban menjaga seluruh harta keluarganya. Maka tidak etis rasanya ia rela melepaskan seluruh kehidupannya hanya demi hidup bersama Cha Eun Sang yang juga tak ada jaminan apa-apa di masa depannya. Semakin lucu menurutku ketika akhirnya ayahnya sakit, lalu Kim Tan mulai ikut memikirkan nasib Grup Jeguk, menyiratkan bahwa pada akhirnya ia tak akan bisa lari dan lepas tangan. Lebih lucu lagi mengingat ayahnya sakit juga karena ia pergi dari rumah demi Cha Eun Sang.

Lagipula, apa yang dikatakan ayah Kim Tan rasional dan kebanyakan benar. Maka, aku merasa aneh saat di bagian akhir ketika akhirnya restu itu dikantongi begitu saja, ayah Kim Tan tidak sepenuhnya rela dan memperingatkan Kim Tan bahwa ia akan menyesal. Namun Kim Tan dan Cha Eun Sang santai saja dan malah semakin berbunga-bunga. Terkesan bahwa pesan orangtua tidak ada artinya.

Memang ada adegan di mana Kim Tan berkata ia tak suka menjadi remaja dan ingin cepat dewasa karena apa yang ia lakukan dianggap labil dan tidak rasional. Namun, sebagai orang yang pernah merasakan umur 18, aku merasa pada umur segitu pikiran kita masih didominasi oleh emosi dan keinginan untuk dianggap dewasa, dibanding pikiran yang sepenuhnya rasional dan telah dipikirkan matang-matang.

Pun, Kim Tan juga bukan belum pernah jatuh cinta. Ada Lee Bo Na yang pernah jadi pacarnya. Dalam rentang umur pacaran dengan Lee Bo Na dan Cha Eun Sang yang tak jauh beda, harusnya pemahaman Kim Tan akan cinta juga tak jauh beda. Beda cerita mungkin kalau Kim Tan sama sekali belum pernah dekat dengan gadis mana pun lalu saat bertemu Cha Eun Sang ia merasa beda, seperti Gu Jun Pyo di Boys Before Flower.

Menurutku, drama ini juga pecah fokus. Apakah sesuai judulnya ini adalah tentang perebutan kekuasaan dan warisan Grup Jeguk, atau lebih ke kisah cinta terlarang Kim Tan dan Cha Eun Sang. Banyak hal yang tidak bisa diceritakan dengan detail, mungkin karena banyaknya pemain dengan latar belakang masing-masing, hingga yang tergambar hanyalah pemaparan kulit luarnya saja.

Hingga episode akhir, aku merasa drama ini hanya bercerita tentang kehidupan Kim Tan beserta polemik hidup, cinta dan persahabatannya. Hanya Lee Min Ho pemain utama sementara yang lain adalah pemain pembantu. Karena hanya kisahnya yang diceritakan dengan jelas sementara yang lain sekilas saja.

Aku berterima kasih pada penulis skenario atas dihadirkannya kisah cinta Lee Bo Na dan Yoon Chae Young yang sangat manis, cerita Choi Young Do dan kehidupannya yang menyedihkan hingga membuatnya jadi orang yang kaku, serta si cantik Yoo Rachel yang tidak tahu bagaimana harus memperlakukan orang-orang di sekitarnya. Yang membuatku masih mau bertahan menonton drama ini hingga akhir, bahkan menikmati setiap adegan yang mereka mainkan.

Justru menurutku mereka adalah penyelamat drama ini, membuatnya lebih menarik dibanding kisah cinta klise Kim Tan dan Cha Eun Sang.

Pada akhirnya, drama ini hanyalah semacam parade artis dalam satu layar. Nama-nama Lee Min Ho, Park Shin Hye, Kim Woo Bin, Choi Jin Hyuk, Kang Min Hyuk, Krystal Jung,  Kim Ji Woon, hingga Park Hyung Sik sudah sangat well-known di kalangan pencinta drama dan musik Korea. Alasan utama mengapa banyak orang berbondong-bondong menontonnya, hingga rating drama ini begitu tinggi.

Namun hal ini juga yang membuat Lee Min Ho sang aktor utama tak begitu tampak gaungnya. Selain karena karakternya yang seolah pengulangan dari drama masterpiece-nya Boys Before Flower, juga karena banyaknya wajah baru yang muncul dengan karakter dan cerita yang lebih menarik. Sorry to say, but I think this is one of the worst Lee Min Ho’s drama ever.


Komentar

  1. Lu ngomentari orang tapi lu sendiri gak ada karya nya , begu lu klo gak suka yah gak usah ditonton , namanya juga film jarang ada yang nyta , ya tentu lah ceritanya jrang terjadi di dunia nyta , gua bingung sama orang'' kyak gini bisa ngmentari dan mencemoh tapi karya buat diri nya sendiri adja gak ada apalgi bangsa , yah mkin pepatah yg cocok ,tong sampah nyaring bunyi nya , ya sampah'' gak berguna gini yang bisanya cuman ngancurin dunia , gak bisa menghargai kya orng lain ,,, bodoh memang , lu ngaca dung emang lu cantik sempurna ,, lihat koment lu adja gua udh tau wajah dan sifat lu pasti jelek kyak sampah

    BalasHapus
  2. review yang baguss,,,mmg ada banyak pecinta drama korea yang kecewa dgn jalan cerita drama ini padahal penantiannya dlu heboh banget, aku malah sangat tergila-gila dengan drama penggantinyathe heirs yaitu "you who came from the stars". kalo ada waktu mampir keblogku yaa http://dhicca-sevenasian.blogspot.com/ jangan lupa follback^^

    BalasHapus

Posting Komentar