Gadis Merah Jambu

Ini sudah atau lebih tepatnya ‘baru’ pukul 3 hari ini. Masih terjaga pada jam segini pada minggu ini adalah hal yang lumrah buat saya. Redaktur saya masih asyik memperbaiki tulisannya, saat saya lebih asyik lagi berkelana di timeline . Setidaknya mencari orang-orang yang senasib dengan saya, dan bertanya-tanya apa gerangan yang mereka lakukan hingga masih terjaga pada pukul ini juga. Lalu, seorang teman saya mem- posting tulisan baru di blognya. Iseng, saya buka postingan tersebut. Haru dan kaget. Itulah yang saya rasakan sehabis membaca postingan tersebut. Ia bercerita tentang kerinduannya pada rumah, dan keluarganya. Namun di tahun ketiga ia merantau ke pulau Jawa ini, ternyata ada hal lain yang juga ia rindukan untuk bertemu. Cinta pertamanya. Ternyata, ia benar-benar menemukan cinta pertama pada diri cinta monyetnya. Sederhananya, ternyata cinta pertamanya adalah orang yang ia sukai waktu ia masih berseragam putih merah. Rasa suka yang untuk kebanyakan orang berlalu

                Saya sebenarnya bukanlah penonton sejati KDrama. Biasanya, saya hanya akan menonton drama yang saya kenali pemainnya dan pernah menonton drama mereka sebelumnya. Atau kalaupun belum pernah lihat, saya tidak sengaja menontonnya dan ternyata punya cerita yang menarik untuk diikuti setiap minggu.                 Maka ketika teman saya memperkenalkan drama ini kepada saya, saya ragu untuk menontonnya karena ketidaktahuan saya pada para tokoh dalam drama ini. Hanya Jang Nara, yang hanya saya kenali lewat hits- nya Sweet Dream. Bahkan belum pernah melihat wujudnya sekali pun. Namun ternyata setelah mengikuti drama ini, saya cukup puas dengan cerita dan karakter pemainnya.                 Meskipun bercerita tentang sekolah, jangan harap yang muncul sepanjang episode adalah kisah cinta sepasang remaja atau kisah persahabatan yang apik dalam menggapai impian masa depan. Hal itu sama sekali tidak ditemukan dalam drama ini. Inilah cerita tentang konflik dan intrik yang r

                 Setelah 10 bulan vakum, akhirnya Infinite kembali dengan single yang fresh dan catchy, Man in Love . Sesuai judulnya, MV ini memang menampilkan sisi kasmaran dari tiap member, dengan tujuh cerita kasmaran yang berbeda.                 Kontras dengan MV terakhir yaitu The Chaser yang lebih ‘garang’, MV ini memang terkesan lebih santai, dengan lagu yang enak didengar. Konsep yang ditampilkan full colour dengan setting tempat yang berbeda-beda. Konsep ringan dan santai ini sebenarnya sudah pernah ada pada MV terdahulu seperti Nothing’s Over dan She’s Back . Meskipun terkesan santai, namun untuk dance yang ditampilkan, Infinite tetap diacungi dua jempol.                 Menonton MV ini sukses memberikan efek kasmaran juga pada penonton. Lalu, ada tambahan ekstra sekitar 2 menit, semacam klimaks penutup cerita kasmaran para member, di mana mereka bersiap-siap untuk bertemu dan memberikan sesuatu yang spesial pada si gadis yang jadi objek utama. Saya merasa d

Ini adalah drama pertama yang saya tonton tahun ini dan drama ini adalah salah satu drama yang sangat menarik perhatian saya. Ada banyak drama yang sudah saya tonton, namun hanya beberapa yang sanggup membuat saya terkesan dan merasakan efek ceritanya bahkan hingga berhari-hari setelah dramanya selesai saya tonton, salah satunya drama ini. Ceritanya lebih kepada konflik batin dari masing-masing pemain, yang dipermainkan oleh takdir hingga menjadi rumit. Kang Ma Roo, si lakon utama sesuai judulnya adalah lelaki polos yang pada akhirnya hidup sebagai lilin, menghabiskan hidupnya untuk orang lain, tanpa sempat memikirkan dirinya sendiri. Han Jae Hee dulunya adalah kekasih Maru yang kemudian mengkhianatinya demi mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Namun sepanjang hidupnya yang ia rasa telah ‘baik’ ia didera rasa bersalah yang terus menerus. Lalu, Seo Eun Gi, gadis kasar yang hanya peduli pada dirinya sendiri, tak punya empati dan sangat keras kepala, sibuk dalam perjuangan merebut a