Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

(K-Drama) Secret Garden (2010)

Awalnya, saya enggan menonton drama ini karena tidak begitu suka dengan role player wanitanya, Ha Ji Won. Bahkan setelah drama ini begitu populer dan diganjar berbagai penghargaan, muncul beberapa kali di stasiun TV lokal, saya masih belum berniat menontonnya. Ada banyak orang juga yang merekemondasikan drama ini untuk ditonton.   Sebenarnya saya sempat menonton beberapa menit episode pertama drama ini tahun lalu, dan masih belum tertarik. Secara pribadi, saya kurang menyukai drama yang punya cerita fantasi atau tidak di luar logika. Berhubung drama ini begitu tenar, saya tahu bahwa kedua karakter utama dalam drama ini bertukar jiwa. Akhirnya tahun ini saya menyerah dan menyelesaikan ke-20 episodenya karena begitu penasaran. Harus saya akui, drama ini memang bagus, meskipun tidak seluar biasa yang dianggap orang banyak. Dan menurut saya, bagusnya drama ini masih bisa disejajarkan dengan drama-drama bagus lain, tidak begitu menonjol. Ada beberapa hal yang menurut saya men

Architecture 101 (2012)

Film ini didedikasikan untuk mereka yang belum melupakan cinta pertamanya. Atau sengaja melupakan, menjadikannya sebagai bagian dari masa lalu meskipun sesungguhnya masih mengingat dengan detail setiap kejadian mengenai kenangan cinta pertama mereka. Bagaimana mereka bertemu, bagian yang membuat mereka sadar bahwa mereka telah jatuh cinta, lagu-lagu pengiring masa itu, hingga saat perpisahaan yang menyedihkan. Film ini didedikasikan untuk mereka yang sama sekali tidak memanfaatkan kesempatan yang ada pada masa itu untuk mengungkapkan perasaan mereka. Membiarkannya terpendam hingga sama sekali tidak tersampaikan. Membuatnya menjadi beban dan selalu membekas dalam ingatan meskipun tahun-tahun telah berjalan. Film ini didedikasikan bagi mereka yang kembali bertemu dengan cinta pertama mereka, entah disengaja atau tidak, di saat mereka telah hidup jauh dari masa itu. Yang Seo Yoen sengaja mencari kembali Lee Seung Min, cinta pertamanya, seorang arsitek untuk membangu

Pulang

Bagiku, pulang adalah hangat Sehangat pelukan mereka yang menunggu di pintu kedatangan bandara Sehangat mandi air panas setelah perjalanan panjang menuju rumah Sehangat memakai kaus kaki sebelum tidur Sehangat bergulum dalam selimut tebal di malam hari Sehangat meminum segelas susu cokelat di pagi hari Sehangat menyambung cerita dengan mereka yang hanya bisa ditemui saat pulang Bagiku, pulang juga adalah dingin Sedingin suhu kota tempat aku pulang ini Sedingin angin yang berhembus dari celah jendela kamar yang tidak tertutup rapat Sedingin mendung yang selalu muncul setiap hari Sedingin memasuki kamar tidur yang dipenuhi kenangan tentangmu Sedingin senyum singkat yang terurai saat sekelabat kejadian-kejadian lalu itu terputar kembali Sedingin menapak jejak-jejak perjalanan lampau yang tak mungkin terulang lagi Bagiku, pulang adalah hangat. Namun bagiku pulang juga adalah dingin. Aku hanya ingin menikmati kehangatan pulang, namun sesekali d

Enam Juli Keenam

Sebuah Catatan Perpisahan   Hari ini 6 Juli. Sejak 6 tahun yang lalu, 6 Juli selalu masuk daftar hari penting tiap tahunku. Selalu aku lingkari di tiap kalender. Selalu aku nantikan saat Juli datang. Selalu aku pikirkan bagaimana caranya menyambut hari ini. Hari ulang tahunmu. Aku ingat, 6 Juli pertama kita, kita sama sekali belum pernah bicara. Belum pernah saling bertatap muka. Belum pernah mendengar suara masing-masing, apalagi menatap mata. Hanya sesekali bertemu di koridor, di kantin, atau di musala. Yang bukannya saling menyapa, malah saling menunduk malu. Kala itu, pesan singkat yang kita kirim hampir di setiap malam adalah satu-satunya cara kita berkomunikasi. Media yang membangun hubungan ini. Tempat kita mengenal satu sama lain. Bertukar informasi tentang hari kelahiran, jumlah saudara, hobi, lagu kesukaan, film kesukaan, warna kesukaan, dan informasi data diri lainnya. Tempat kita berbagi keluh kesah; tentang sekolah, eskul, tugas yang menumpuk, ujian e

Coffee Shop by B.A.P

I open my eyes to the morning sunlight I look at the time on my phone I put on the clothes I laid out last night And I hurry out the door By myself, I hum along to the song I like to listen to everyday By myself, I walk in between these familiar buildings Monday, Tuesday, Everyday I get by and I am well I meet up with a lot of friends These days, a lot of things make me laugh Summer,Winter,Spring & Fall Time goes so fast But why I am at the same place Waiting for you? The coffee shop that we used to go to Our coffee shop I’m blankly sitting here, where I can smell your scent I still can’t forget you Our memories still remain So without knowing, like a habit I came here Your silky hair Your white t-shirt and sneakers Your coy walk I see you in my dreams but it doesn’t make my heart rush anymore girl Just like how the strong coffee aroma disappears You have faded as well, I’ve become indifferent I was perfectly fine as I walked into this coffee

(Book) Antologi Rasa by Ika Natassa

This is not a fairytale story. Bukan tentang cinta yang dipendam kemudian mendapatkan pengakuan, lalu kedua tokoh hidup bahagia selamanya. Bukan cerita yang dimulai dengan prolog, masuk pada konflik yang rumit, lalu punya akhir cerita yang manis. Buku ini, bukan tentang itu semua. Buku ini lebih kepada kisah sederhana dan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tentang empat sahabat (namun lebih difokuskan pada tiga orang saja) yang saling suka satu sama lain namun tak berbalas. Tentang Haris yang jatuh cinta pada Keara sejak hari pertama mereka bertemu di lift, Keara yang jatuh cinta pada Ruly sejak hari pertama kerja, dan Ruly yang tak pernah berhenti menyukai Denise, sahabatnya sejak kuliah di Boston, meskipun Denise sudah menikah. Tentang rasa yang telah dipendam dan terpaksa disembunyikan untuk waktu-waktu yang lama. Keempatnya berada dalam lingkaran ‘setan’ yang sulit dijelaskan dan harus memilah-milah antara perasaan dan persahabatan mereka. Seperti ya