(Book) Antologi Rasa by Ika Natassa
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhZLi-b58vKk1vugpusOqTwfVMK_AB_iiVyRqPlYPDrub0AU0XXKOxqeDwoSHNpoz5gmIxn6VNhB8jqBo0ze5lhRjAYZLen6ecLJiRfHScKnEb7NYeyIdDkNL1zqHbB8W463HqlyuH630/s400/buku.jpg)
Buku ini lebih kepada kisah sederhana dan
fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tentang empat sahabat (namun
lebih difokuskan pada tiga orang saja) yang saling suka satu sama lain namun
tak berbalas. Tentang Haris yang jatuh cinta pada Keara sejak hari pertama
mereka bertemu di lift, Keara yang jatuh cinta pada Ruly sejak hari pertama
kerja, dan Ruly yang tak pernah berhenti menyukai Denise, sahabatnya sejak
kuliah di Boston, meskipun Denise sudah menikah. Tentang rasa yang telah
dipendam dan terpaksa disembunyikan untuk waktu-waktu yang lama. Keempatnya
berada dalam lingkaran ‘setan’ yang sulit dijelaskan dan harus memilah-milah
antara perasaan dan persahabatan mereka.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, buku
ini beda dengan buku fiksi biasa. Tidak ada prolog, konflik yang rumit, dan
akhir bahagia. Semua mengalir begitu saja dan berakhir begitu saja. Seperti
mengambil sepenggal kisah dari kehidupan nyata sehari-hari kemudian dirangkai
dalam kata menjadi buku.
Diambil dengan tiga sudut pandang, konflik
yang ada dalam buku ini lebih kepada konflik batin masing-masing tokoh dalam
menghadapi perasaan mereka. Ketiganya sibuk menyimpan rapi perasaan mereka satu
sama lain, rasa suka yang tak kunjung terungkap dan cemburu yang menguap tiap
kali si sahabat menceritakan rasa suka mereka. Tidak ada tokoh protagonis dan
antagonis karena ketiga punya kisah yang sama.
Ditulis dengan blak-blakan, to the point,
dan apa adanya, dengan latar tempat dan keterangan waktu yang detail dan kuat,
cerita ini benar-benar terasa nyata dan tidak dibuat-dibuat.
Dari buku ini saya belajar, selama apa pun
kita menunggu, sebesar apa pun usaha kita agar orang yang kita sukai bisa tahu
perasaan kita dan kalau beruntung mendapatkan balasan, cinta memang tidak bisa
dipaksakan. Apa pun itu, semua kembali lagi pada waktu, satu-satunya pihak yang
bisa menjawab.
Komentar
Posting Komentar