2016 Dalam Sebuah Tulisan

source: google


Dalam sebuah percakapan santai sore hari bersama seorang teman jelang akhir tahun, terlontar sebuah pernyataan “Rasanya tahun ini cepat banget ya berlalu”. Pernyataan ini hampir selalu terdengar tiap akhir tahun tiba. Awalnya, aku kerap merasa hal serupa. Betapa waktu begitu cepat berlalu tanpa kita sempat mencerna apa saja yang sudah kita lakukan tahun itu. Terkadang, kita merasa tidak berbuat apa-apa.

Tapi tahun kemarin, aku baru menyadari bahwa sebenarnya tak ada waktu yang berjalan lebih cepat atau lebih lambat. Satu tahun tetaplah 365 hari, dengan 24 jam setiap harinya.
Menurutku, ketika merasa hari berlalu begitu cepat, sebenarnya kita sudah memanfaatkan setiap harinya dengan baik. Hingga tanpa sadar hari-hari berlalu begitu saja lalu kita bertemu lagi dengan akhir tahun.

2016 bagiku termasuk tahun yang aku habiskan dengan produktif. Berbeda dengan tahun lalu saat aku masih meraba tentang masa depan yang kelabu, tahun ini banyak aku habiskan dengan hal-hal baru.

Awal tahun, aku bergabung dengan sebuah komunitas Bahasa Inggris yang benar-benar membangkitkan kembali semangat berbahasa asing yang selama kuliah tak pernah lagi aku rasakan. Bertemu dengan orang-orang baru dengan jangkauan profesi dan umur yang lebih luas, juga dengan kemampuan Bahasa Inggris yang berbeda-beda. 

Yang membuat aku betah, tidak ada satu orang pun di sana yang akan mengejek kemampuanmu yang buruk. Semua orang diperlakukan sama hingga tak perlu ada rasa minder apalagi rendah diri.
Bergabung dengan komunitas ini ternyata juga jembatan bagiku bertemu dengan pekerjaan pertamaku. 

Jauh, sangat jauh dari yang aku rencanakan, bahkan tidak pernah terbayangkan. Bekerja menjadi pegawai di kementerian adalah daftar terakhir dalam pekerjaan-yang-ingin-aku-lakukan-untuk hidup.
Namun terkadang hidup sengaja mebuat kita masuk ke pusaran hal-yang-tidak-kita –sukai agar kita paham bahwa apa yang kita pikir buruk sebenarnya tidak seburuk yang kita pikirkan.
Dan begitulah yang aku rasakan.

Ada masa-masa di mana aku merasa bosan. Berada dalam kotak yang sama dengan pekerjaan yang sama setiap hari plus dengan jadwal kerja yang sama. Aku merasa jenuh dan bagiku pekerjaan ini benar-benar tidak sesuai dengan kepribadianku yang cepat bosan dan lebih suka berkeliaran.
Namun, meski terkadang santai lalu ada masanya hectic, pekerjaanku tidak memiliki banyak masalah dan tenggat waktu yang ketat. Bahkan dalam beberapa hal, jauh lebih baik dari pekerjaan-pekerjaan lain yang dulunya ingin aku lakukan.

Bekerja di pemerintahan juga memberiku kesempatan untuk mengunjungi kota-kota lain di Indonesia. Gratis. Seumur hidupku ini adalah rekor perjalanan terbanyak yang pernah aku jalani dalam setahun. Dengan tempat-tempat yang juga tak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Aku juga bergabung dengan komunitas mengajar anak-anak jalanan. Ini adalah pengalaman mengajar pertama bagiku yang dulu ingin sekali bergabung menjadi pengajar muda. Meski terlihat sederhana, tapi masih banyak sekali hal yang harus aku pelajari untuk benar-benar paham dengan dunia anak dan bagaimana menyampaikan sesuatu yang bisa dimengerti oleh mereka. Setelah bergabung dengan komunitas ini, aku sangat berniat memperdalam lagi segala ilmu psikologi anak dan pendidikan karakter.  

Terlepas dari segala tantangan baru ini, aku senang sekali bisa menghabiskan Minggu sore dengan tawa dan kepolosan anak-anak yang tetap ceria tak peduli apa pun yang terjadi dengan hidup mereka. Aku seolah lari sejenak dari kehidupan urban super cepat dan penuh masalah hidup yang aku miliki sekarang.

Aku menghabiskan banyak sekali quality time dengan diri sendiri tahun ini. Berbeda dengan tahun 2015 di mana aku sering reuni dan nongkrong dengan teman sekolah atau kuliah, kini masa peralihan dimulai. Beberapa ada yang telah berkeluarga, ada yang sedang bersiap untuk berkeluarga, ada juga yang terlalu sibuk untuk mencari kehidupan sendiri hingga memang tak punya waktu untuk berkumpul dengan sesama. Bahkan aku sendiri termasuk golongan terakhir.

Terlalu banyak wacana di grup-grup WA/Line tanpa pernah menemukan tanggal pasti kapan bisa bersua. Selalu begitu hingga akhirnya aku menyerah untuk bertanya “Kapan nih kita ngumpul?” atau aku yang terkadang susah menyesuaikan waktu dengan mereka. Alhasil aku lebih banyak menghabiskan waktu sendiri.
Maka petualanganku karaoke sendiri, nonton sendiri (ini baru pertama kali terjadi tahun ini), ngopi sendiri, jalan-jalan sendiri di mall, berlanjut. Terdengar sepi dan sedikit menyedihkan, tapi percayalah, rasanya tak sedramatis itu. 

Aku jadi lebih mengenal diriku, belajar untuk mencintai diriku lebih banyak lagi sebelum diriku dicintai oleh orang lain.

Sekali lagi, hidup membawaku menyimpang dari apa yang sebenarnya ingin aku capai. Tapi sekali lagi, aku melihat hal-hal lain yang selama ini mungkin luput dari pandanganku. Juga memberikanku kesempatan untuk merenung, apakah segala mimpi yang selama ini aku idam-idamkan, memang adalah sesuatu yang paling aku inginkan dalam hidup. 

Parameternya: Jika mimpi itu benar-benar yang sesuatu yang paling diinginkan, ia akan diperjuangkan terus tak peduli apapun rintangan. Namun jika ia dibuyarkan dengan hal-hal baru di luar rencanamu, lalu kau sama sekali tak lagi memikirkannya, berarti ia bukanlah mimpimu yang sebenarnya.

Tahun ini benar-benar sesuatu. Aku kembali harus menata lagi planning untuk masa depanku yang entah-kenapa tak pernah sesuai target. Tapi aku benar-benar bersyukur untuk segalanya yang terjadi tahun ini. 

Terimakasih, 2016! 

p.s Aku membaca banyak buku dan menonton banyak sekali drama tahun ini. Another indicator that i've spent this year very well! (:


Komentar