Aku dan Sebuah Film

Jika aku bisa menjelma menjadi sesuatu yang lain, maka aku ingin menjadi sebuah film. Tentang apa saja, aku tak peduli tema. Karena ia, entah sejak kapan sangat tergila-gila pada sesuatu yang berhubungan dengan film.


Aku ingin menjadi sesuatu yang ia pikirkan, layaknya ide yang timbul tiap ingin memulai pembuatan sebuah film.

Aku ingin menjadi sesuatu yang berjalan dalam pikirannya, sebuah cerita yang ingin ia curahkan dalam bentuk naskah.

Aku ingin menjadi alur dalam hidupnya, yang membawanya hanyut dalam tiap rantai ceritanya.

Aku ingin menjadi sosok yang ia idamkan, sosok yang tak sembarangan orang bisa perankan. Seorang lakon utama yang jadi pusat perhatian selama film berlangsung. Tak masalah bila sesekali aku hanya dijadikan peran pembantu. Yang jelas, aku ada, ikut berkontribusi dalam film itu.

Aku ingin menjadi tempat paling cocok untuk disinggahi, seperti latar untuk sebuah film yang tak sembarangan dipakai.

Aku ingin menjadi waktu terbaik yang ia tunggu-tunggu, saat akan memulai pengambilan gambar.

Aku ingin menjadi sesuatu yang amat ia butuhkan, sesuatu yang tanpanya semuanya tidak akan pernah bisa ada, seperti sebuah kamera, jenis apa pun itu, yang akan mengabadikan rekaan adegan demi adegan.

Aku ingin menjadi cahaya terbaik yang ia perlukan, aku ingin menjadi komposisi warna paling pas dalam tiap sudut hidupnya, aku ingin menjadi sudut pandang berbeda yang tak pernah terpikirkan oleh siapa pun sebelumnya. Semua komponen detail untuk sebuah film yang bagus.

Aku ingin menjadi jalan cerita yang sederhana dalam hidupnya, namun menyentuh. Aku hanya perlu menjadi prolog yang mengalir, menggiringnya ke klimaks yang tak terlalu berlebihan, lalu menjadi penutup yang manis dan mengesankan. Sesederhana itu.

Aku ingin menjadi musik pengiring terbaik untuknya. Dengan lirik yang meninggalkan kesan dalam, dan mampu menggugah emosinya. Persis seperti musik pengiring film yang tanpa disadari, punya peranan yang tak kalah penting.

Aku ingin ada untuknya dengan waktu yang cukup. Tidak terlalu lama, namun juga tak terlalu singkat. Seperti durasi sebuah film, terasa membosankan jika terlalu lama, namun akan meninggalkan penasaran yang teramat sangat bila ceritanya terlalu singkat.

Aku ingin semua adegan kehidupanku dengannya adalah adegan terbaik, hingga ia tak perlu bersusah payah untuk memotong bagian yang tidak perlu dalam ingatannya. Seperti film yang tak perlu banyak sentuhan untuk diedit.

Aku ingin menjadi sesuatu yang saat ia memperlihatkannya pada banyak orang, mereka akan berdecak kagum. Tak ubahnya seperti rilis perdana film yang langsung mencuri perhatian khalayak.

Aku ingin menjadi sesuatu yang tak mudah dilupakan, sekali pun aku telah jauh. Layaknya sebuah film bagus yang masih saja diperbincangkan orang hingga detik ini, meskipun tak ada lagi yang tau di mana film itu diputar.

Aku ingin menjadi apa pun yang mampu menjadi perhatiannya. Ingin menjadi yang terbaik hingga ia tak perlu bersusah-susah. Ingin menjadi sesuatu yang ia kenang dan banggakan. Ingin menjadi seusatu yang saat bersamaku ia akan merasa senang. Dan malangnya, aku telah kalah, oleh sebuah film.

-060612-
1:47 am
(Kala aku cemburu pada sebuah film…)

Komentar