Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Tentang Kita

Kita tak ubahnya besi besi pada rel kereta api Sejajar, selalu menapaki jalan yang sama..hingga ke ujung dunia manapun Tapi malang, tak pernah sekalipun saling bertemu, dan menatap hanya acuh yang bergema, bisu menyusuri takdir yang tak dapat digubris Kita layaknya sepasang mata Bahu mebahu melihat satu objek yang sama Menelusuri banyak hal dan ciptaan-Nya Tak sempurna bila hanya tunggal semata Menangisi pesakitan bersama Namun hampa, tak pernah sedetik pun sedikit mencuri untuk melihat yang lain Kita ibarat sepasang kaki Berada pada satu titik yang persis Tapi tak pernah satu arah melangkah Bahkan bertolak belakang, Kau tau kita sama, dan bersama Namun kau sengaja tak tau dan menganggap lalu hanya membiarkan angan ku larut bersama angin, tanpa pernah menganggapnya ada -271211-

Aku takut

Aku selalu takut saat malam tiba. Aku takut untuk menutup mata dan pergi sejenak dari dunia nyata ini. Aku takut dengan mimpi-mimpi itu. Aku takut dengan masa lalu itu. Aku tidak mengingatnya dengan sengaja, namun selalu saja berkelabat dalam fikiranku. Tentang aku, tentang kau dan tentang dia. Aku takut. *** Aku tak pernah menyangka kau akan hadir dalam kehidupanku. Bagiku, kau layaknya bintang yang hanya dapat dinikmati indahnya, tanpa bisa untuk dimiliki. Namun ternyata aku salah. Bintang itu jatuh, dan mengabulkan permintaanku. Kau ada disini, didekatku, dalam dimensi tempat dan waktu yang sama. Meskipun aku tau, hanya ada dia yang difikiranmu dan tak pernah sekali pun kau luput menyebut namanya. Namun bagiku tidak apa-apa, asalkan kau disini, bersamaku. Sudah cukup. Namun bayangmu semakin nyata. Saat bulan sedang purnama, kau datang padaku dengan hati yang hancur berkeping-keping, dengan langkah yang terseok-seok, mengemis akan hatiku, dengan sejuta janji indah demi menge

Kala Bulan Sedang Purnama

Kala bulan sedang purnama, Cahayanya terang seakan mampu sembuhkan luka Namun apa daya saat siluet itu terlihat nyata Dua sejoli itu beradu cinta di bawah indahnya sang purnama Kala bulan sedang purnama, Ternyata ada lagi hati yang terluka Luka lama yang nanahnya saja belum sirna Harus tersakiti lagi dengan cinta mereka Mereka yang tertawa di saat ada yang berduka Kala bulan sedang purnama, Indahnya seakan neraka Siluet mereka ternyata memanglah nyata Dua sejoli yang merasa dunia miliknya Padahal ada mata lain yang mengintai mereka Kala bulan sedang purnama, Tak ada lagi kata yang mampu menggambarkannya Betapa sangat menyakitkan menjadi saksi mereka Mereka yang ternyata masih saling cinta Mengacuhkanku yang berusaha menyadarkan mereka Bahwa aku juga ada untuk dicinta Kala bulan sedang purnama, Aku pun tersadar dari mimpiku yang fatamorgana Kisah itu mungkin memang hanya buaian belaka -160511