Langsung ke konten utama

sebuah akhir


Seketika, setelah menjalani rutinitas demi rutinitas dengan baik-baik saja, setelah berusaha menikmati masa kini dan apa yang ku miliki saat ini dengan bahagia, aku terjebak pada kenangan masa silam yang sudah lama ku tinggalkan jauh di belakang.

Seketika, segala cerita lama seperti tumpah ruah ingin dikenang dan diingat-ingat kembali.

Seketika, aku mundur perlahan, terbawa arus kenangan, dan kembali mengingat-ingat. 

Terlempar jauh, jauh sekali pada 10 tahun yang sudah tergerus waktu dan kehidupan yang sedang berjalan.

Tentang pertemuan pertama, percakapan-percakapan setelahnya, pertemuan-pertemuan yang mengikutinya, janji-janji yang mengikatnya, pertengkaran-pertengkaran kecil di antaranya, serta harapan-harapan yang tak ada putusnya.

Harapan-harapan adalah yang paling aku garisbawahi. Harapan adalah nyawa yang membuat semuanya bertahan sejauh ini. Betapa aku senang memupuk dan menjaganya selama bertahun-tahun. Meski kadang jelas aku memaksa, namun aku berusaha percaya, karena ia selalu ada.

Ia selalu ada. Sejauh apapun pergi, selama apapun hilang, ia selalu kembali. Dan aku selalu menanti. Siklus yang terus berulang sepanjang waktu. Seolah terjebak dalam labirin ketidakpastian yang aku tak tau bagaimana mengakhirinya. Atau lebih tepatnya, tak ingin mengakhiri.

Ia selalu ada. Bahkan saat kemudian ia benar-benar telah pergi, benar-benar tak ada kabar beritanya lagi, ia tetap mengunjungi mimpiku sesekali. Mimpi-mimpi yang kemudian membuatku mengingatnya kembali. Meski makin kesini, intensitasnya semakin jarang.

Sejujurnya, aku sudah selesai dengan semuanya. Tahun tahun berlalu sejak pertemuan terakhir, dan dengan perlahan aku pun mulai menyerah pada segala kemungkinan. Telah kukubur semua harapan, telah kusimpan semua kenangan, dan ku nikmati kehidupanku yang sedang berjalan. 

Meski sesekali, ia masih mengunjungi mimpi.

Meski sesekali, aku masih bertanya kelak bagaimana pertemuan selanjutnya setelah jeda menahun itu terjadi.

Meski di antara sesekali itu, aku kadang bertanya, bagaimana semuanya akan berakhir.

Dan kini, akhirnya jawaban itu akhirnya datang juga.

Harusnya aku lega, dan ikut bahagia. Kini aku tak perlu lagi mengira-ngira dan bertanya-tanya.
Harusnya aku bisa menanggapinya tanpa emosi apa-apa, seperti biasa.

Namun ternyata, bagian terdalam perasaan dan ingatanku muncul kembali dan masih ambil bagian untuk bernostalgia dan memberikan rasa sentimental yang harusnya tak perlu ada sebagai reaksi dari akhir kisah ini.

Tapi tak mengapa. Itu pertanda bahwa kisah ini memang pernah ada. Dan seperti setiap kisah lainnya, akan selalu ada akhir cerita. Meski dengan atau tanpa air mata, aku selalu percaya bahwa setiap kisah akan selalu berakhir bahagia. Atau setidaknya, lihatlah sebagai akhir terbaik yang sudah disiapkan Pencipta.

Kini, aku sudah selesai dengan segala tanya. Pun ku juga sudah punya kisah baru yang membuatku merona. Segala kenangan biarlah kembali ke tempatnya semula. 

Mungkin ia tak pernah tau bahwa aku menuliskan ini untuknya, tapi aku ingin sampaikan: Terimakasih untuk segala kenangan! Selamat menjalani kehidupan baru yang lebih bahagia, untuk kita, dua orang yang pernah bertemu dan bersama dalam satu masa. 


ditulis beberapa hari sebelum 30 April 2018. 


Komentar

  1. Pengen jadi jutawan hanya dengan 20.000
    Ayo daftar dan mainkan gamenya ya boss
    Di Situs Judi Online Terpercaya seAsia
    dewalotto Link :
    dewalotto.club

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Book) Love, Stargirl by Jerry Spinelli

Buku ini didedikasikan bagi mereka yang belum bisa move on dari orang yang disukainya, meskipun telah hidup berjauhan. Tulisan ini mungkin tidak banyak mengulas tentang unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik buku ini . Karena aku ingin berbagi tentang sosok Stargirl dan ceritanya tentang move on . Buku ini adalah surat panjang Stargirl kepada Leo, yang ia tulis setiap hari. Lengkap dengan tanggal dan bulan kejadian. Stargirl menceritakan seluruhnya pada Leo tanpa ada yang ia sembunyikan. Hingga tidak ada batasan-batasan bab dalam buku ini. Persis seperti membaca buku harian. Apa yang ingin disampaikan Stargirl dalam suratnya adalah segala upaya yang dia lakukan untuk move on dari Leo. Bagaimana ia menyibukkan dirinya untuk melupakan Leo dengan bermain bersama Dootsie dan Alvina yang jauh lebih muda darinya, mengunjungi Betty Lou yang terkena agoraphobia, Mergie di kedai donatnya, atau Charlie yang setiap hari duduk di sebelah makam istrinya, Grace. Ia kembali

Bicara Tentang Penulis (Paling) Favorit: Winna Efendi

Hampir semua orang terdekatku tau betapa aku menyukai Winna Efendi. Tiap kali selesai membaca bukunya, atau tanpa sengaja melihat bukunya dipajang di toko buku, aku selalu semangat bercerita tentang Winna dan karya-karyanya. Ada yang sampai penasaran dan akhirnya ikut baca buku Winna. Ada juga yang mungkin sampai bosan karena tidak pernah kenal dan baca buku Winna. Winna Efendi mungkin tidak sekaliber Dee atau Ika Natassa (meskipun beberapa karyanya juga telah difilmkan) yang bahkan-orang-yang-belum-pernah-baca-buku-mereka-pun tau atau setidaknya pernah mendengar nama mereka. Winna memang punya fans yang lebih segmented , kalau aku pribadi mengklasifikasikan: mereka penyuka cerita cinta sederhana yang mellow dan sendu. Pun sosok Winna sendiri lebih suka muncul lewat karya-karyanya dan tidak begitu aktif menujukkan diri di sosial media. Bahkan di instagram pribadinya, tidak pernah ada foto diri apalagi kehidupan pribadinya. Hingga sebagai penggemarnya aku cukup puas mengenalnya

(Movie) Nada Sousou -2007

Synopsis Ini adalah kisah seorang anak laki-laki bernama Youta, yang harus mengalami pahit manis hidup saat dia masih terlalu dini untuk mencerna setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Ibunya menikah dengan seorang seniman, yang punya seorang anak perempuan bernama Kaoru. Sedari awal, ibunya telah menegaskan ia untuk menjaga Kaoru sebaik mungkin. Lalu mereka menjadi akrab dan keluarga kecil mereka hidup bahagia. Namun yang terjadi kemudian di luar dugaan. Sang ayah pergi meninggalkan keluarga tersebut, lalu si ibu menjadi stress dan sering mabuk. Pada akhirnya ibunya sakit parah dan meninggal dunia. Sebelum meninggal pun, ibunya tetap berpesan pada Youta untuk menjaga Kaoru. Youta kecil pun membawa Kaoru ke tempat neneknya di seberang pulau. Lalu mereka hidup di sana hingga akhirnya Youta kembali lagi ke kota pada umur 16 tahun dan bekerja keras. Ia putus sekolah dan berusaha mencari uang sebanyak mungkin agar adiknya bisa bersekolah lebih tinggi darinya. Hara