Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya

Sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya Pada seseorang di sana Yang bahkan tak pernah tau bahwa aku ada Ia yang terasa nyata dalam maya Bahkan dalam mimpi pun ia menyapa Kehadirannya benar-benar menaburkan banyak warna Sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya Pada seseorang di sana Yang bahkan tak pernah sadar aku memperhatikan segala tentangnya Nyanyiannya adalah hal yang paling membuatku merona Aku bahkan mendengar suaranya di mana pun aku berada Akankah ada masa ia bernyanyi untukku saja? Sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya Pada seseorang di sana Yang bahkan aku tak tau alasannya Bukankah cinta tak mengenal kapan dan dimana? Sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya Pada seseorang di sana Yang sudah lama aku kenali dirinya Namun entah mengapa kali ini terasa beda Bukankah cinta tak mengenal siapa? Entahlah jika cinta ini akan bertahan lama atau fana Siapa yang tau jawabnya? Yang jelas, aku sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya Pada seseorang

Hal Hal Baik Menjadi Pengangguran

Sudah memasuki September. Harapan saya mendapat pekerjaan sebelum usia 23 musnah sudah. Sedih? Tentu saja. Tiap hari saya memupuk harap namun hingga saat ini harapan itu belum berbuah juga. Menjadi pengangguran hampir satu tahun bukanlah hal yang membahagiakan. Tidak punya rutinitas, bosan dengan keseharian yang itu-itu saja, menunggu tanpa kepastian, dan yang paling terasa adalah masalah finansial.    Meskipun masih ada orang tua, namun masih meminta uang belanja sementara status bukan mahasiswa lagi, dan sudah memasuki usia kerja yang harusnya sudah punya penghasilan sendiri, rasanya agak segan, juga malu. Jadinya, saya harus berpikir panjang dan melakukan perhitungan dulu jika ingin meminta uang.  Tapi saya percaya selalu ada hal baik dalam setiap keadaan. Tiap kali saya merasa down , saya selalu memikirkan hal-hal baik yang saat ini saya miliki.  Saya punya lebih banyak waktu bersama keluarga. Lima tahun kuliah di Medan hanya pulang dua kali setahun, tiga tahun m

halaman kosong dengan kursor yang berkedip-kedip

Gadis itu menatap halaman kosong dengan kursor yang berkedip-kedip di hadapannya. Ia harus menulis. Ia harus kembali membangkitkan kata-kata yang sudah lama mati dalam otaknya, juga jari-jari yang sudah lama tidak menari di atas keyboard . Ia harus menulis sesuatu. Bagaimana mungkin ia mewujudkan mimpinya menjadi penulis jika ia tak menulis apapun? Namun malangnya, sudah hampir satu jam ia terpaku menatap layar tersebut, tapi ia sama sekali buta tentang apa yang harus ia tulis. Objek tulisan satu-satunya yang biasa membuat ia mampu merangkai kata-kata manis dan mengiris sudah tak ada lagi. Ia bingung. Sebenarnya, ada banyak hal lain yang ingin ia tuliskan. Setiap malam, ketika lampu sudah dimatikan, selimut sudah dirapatkan ke badan, dan ia bersiap untuk bermimpi, banjiran kata-kata meluncur begitu saja di otaknya. Terlalu banyak kata. Terlalu penuh cerita. Namun ia terlalu malas untuk bangkit dan menyadur semuanya dalam bentuk tulisan. Ia membawa kata-kata itu ikut tidu

Catatan 8 Bulan Mencari Kehidupan

Hari ini 8 Agustus 2015. Tepat 8 bulan sejak saya ditasbihkan sebagai sarjana, 8 Desember 2014. Delapan bulan. Rasanya waktu benar-benar begitu cepat berlalu, sementara saya hingga detik ini masih belum sampai pada tujuan utama tahun ini: punya pekerjaan. Dulu, tiap bertemu orang yang belum dapat pekerjaan dalam waktu yang lama, sering tebersit dalam hati ‘ kasian ya, masih nganggur,” atau ‘ kenapa ya dia belum dapat kerja’ . Tapi, setelah mengalaminya sendiri, ternyata tidak seberat yang dibayangkan orang-orang. Mungkin begitu juga yang mereka rasakan. Orang-orang mungkin risih dan berempati, tapi sesungguhnya, saya biasa-biasa saja. Bukannya tidak ada tekanan. Tiap kali melihat teman-teman sepermainan yang sudah sukses, tentu ada rasa iri, keinginan untuk segera dapat pekerjaan, dan punya kehidupan sendiri. Bahkan ada masa-masa ketika saya merasa benar-benar down dan putus asa, mengapa mereka tak butuh waktu lama untuk dapat kerja sementara saya masih begini-begini saja

Tentang Menjadi Tokoh Utama

Sore ini aku habiskan dengan membaca blog beberapa rekan ditemani suara merdu Roy Kim dan album Home -nya. Ternyata, hampir di semua blog yang aku baca, selalu ada tulisan yang ditujukan untuk seseorang. Kebanyakan secara diam-diam. Tanpa diketahui orang yang bersangkutan. Mereka memang punya kemampuan menulis yang luar biasa indahnya, hingga saat membacanya aku berpikir, betapa beruntungnya mereka yang jadi objek tulisan ini . Sebenarnya tak jauh beda denganku. Hampir seluruh isi blog-ku juga bercerita tentang seseorang, tanpa ia ketahui. Dengan bahasa yang tak kalah hati-hatinya aku rangkai. Seseorang yang tidak akan pernah membaca blog-ku. Lalu muncul satu pertanyaan. Adakah seseorang di luar sana, yang mungkin juga menulis tentangku, tanpa aku ketahui? Hmm..mungkin pertanyaan ini terkesan agak narsis. Percayalah aku tidak mengemis. Hanya sekadar pertanyaan iseng. Sebagai seseorang yang gemar menulis tentang orang lain, rasanya muncul keinginan untuk menjadi objek tuli