Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Tentang Menjadi Tokoh Utama

Sore ini aku habiskan dengan membaca blog beberapa rekan ditemani suara merdu Roy Kim dan album Home -nya. Ternyata, hampir di semua blog yang aku baca, selalu ada tulisan yang ditujukan untuk seseorang. Kebanyakan secara diam-diam. Tanpa diketahui orang yang bersangkutan. Mereka memang punya kemampuan menulis yang luar biasa indahnya, hingga saat membacanya aku berpikir, betapa beruntungnya mereka yang jadi objek tulisan ini . Sebenarnya tak jauh beda denganku. Hampir seluruh isi blog-ku juga bercerita tentang seseorang, tanpa ia ketahui. Dengan bahasa yang tak kalah hati-hatinya aku rangkai. Seseorang yang tidak akan pernah membaca blog-ku. Lalu muncul satu pertanyaan. Adakah seseorang di luar sana, yang mungkin juga menulis tentangku, tanpa aku ketahui? Hmm..mungkin pertanyaan ini terkesan agak narsis. Percayalah aku tidak mengemis. Hanya sekadar pertanyaan iseng. Sebagai seseorang yang gemar menulis tentang orang lain, rasanya muncul keinginan untuk menjadi objek tuli

Sebuah Lagu untuk Lelaki Hujan

Entah sudah berapa kali hujan turun sejak aku tak lagi merindukanmu, lelaki dalam kamuflase hujan. Entah sudah berapa lama aku tak lagi terpaku memandangi hujan sembari mengenangmu, engkau yang selalu hadir kala hujan. Hari ini sudah 998 hari sejak terakhir kali aku melihatmu. Tanpa sadar, segala kebiasaanku yang berbasis dirimu, terutama mengenang dan merindu, terkikis begitu saja. Bukan berarti aku lupa. Tidak, mungkin tidak akan pernah. Hanya saja segalanya kini terkubur dalam timbunan ingatan, ditimpa oleh ingatan-ingatan lain. Sesekali tentu aku masih rindu. Sesekali kau pun masih datang ke mimpiku. Namun intensitasnya semakin jarang. Dan respon yang aku berikan tak lagi seemosional dulu. Tiap kali aku memimpikanmu, aku hanya menghela napas, teringat secuil masa lalu, kemudian aku melanjutkan hariku seperti biasa hingga aku lupa dengan detail ceritanya. Bukan aku yang kuat dan telah berhasil terlepas darimu. Tapi keadaanlah yang memaksaku begini. Aku tak bisa bilang a