Alibi
Malam telah merangkak perlahan menuju fajar. Jarum panjang di dinding kamar perempuan itu berada lewat sedikit dari angka 3. Sementara yang lebih pendek tak mau kalah menyentuh angka 3 pula. Seolah tak ada beda. Sudah lebih 4 jam perempuan itu duduk termangu di depan laptop -nya. Panah kursornya hanya mampu berkedip-kedip sedari tadi, tak kunjung diajak bergerak si empunya. Halaman putih di layar itu pun masih tak bernoda. Setia menunggu muntahan pikiran yang tak terungkap untuk disajikan dalam bentuk cerita. Namun hampa. Tatapan perempuan itu hanya nanar. Lurus menatap ke depan tapi kosong. Sementara pikirannya penuh sesak dan satu-satu berdesakkan ingin segera dikeluarkan, tapi ia tak kuasa. *** “Kebodohan macam apa ini? Tidak adakah yang bisa kau tuliskan dari tadi?” pertanyaan itu muncul. “Banyak. Aku sedang berpikir darimana hendak memulai. Ideku terlalu banyak hingga tak bisa kupilah mana yang pantas didahulukan” kilahnya. “Bohong! Ini sudah lebih dari 4 jam, te...